Hey kamu..walaupun dinding kamarmu benda mati, tapi dia berbicara pada angin untuk menyampaikan perasaanmu pada mereka.
Bingung mau menangis atau tidak.
Waktu kau sedang sendirian dan tiba-tiba kau menangis di dalam kamarmu, sadarkah kamu bahwa angin telah menyampaikan balasan bisikan dindingmu dari mereka, teman-temanmu.
"Menangislah..tidak apa-apa..karena memang itulah wanita"
Ketika kamu berusaha tertawa di depan teman-temanmu, disaat yang sama, teman-temanmu itu juga sedang berusaha tertawa untukmu. Padahal kalau kau cerita tentang apa yang kau rasakan saat itu, mereka tentu tidak akan sekedar berusaha tertawa, tapi tangan-tangan hangat mereka akan membimbing tubuhmu menuju dada mereka. Dada yang lapang, cukup untuk membagi bebanmu berton-ton beratnya.
Ketika kamu berusaha berjuang membuka mulutmu untuk sesendok nasi, maka saat itu juga teman-temanmu yang duduk disampingmu seakan menahan nafasnya untuk menunggumu membuka mulut untuk suapanmu yang kedua.
Ketika kamu bercerita betapa kamu telah memaafkan seseorang yang menyakitimu, teman-teman yang berhadapan denganmu seakan setuju denganmu. Tapi, bila kau lihat lebih tajam lagi ke hatinya, kau pasti akan melihat hatinya luka-luka seperti kena cabikan.
Di saat kau merasa paling sedih dan akan mengeluarkan air mata, justru disaat itulah mata teman-teman setiamu sudah banjir membengkak.
Di saat kau berusaha tertawa untuk menutupi kesedihanmu, justru saat itulah kau sadar tubuhmu sudah dipeluk oleh dada hangat mereka, teman-temanmu.
*Semangattt!!! Ayo peluk teman-temannya..
gak mau ah, bukan muhrim~ Hahahaa! selamat datang kembali! keep posting yaa~ :)
BalasHapusyoiiii...tapi kayanya kalo lu sama rhimbut sih muhrim kak....
BalasHapus