Senin, 30 Januari 2012

Pongo yang Tersudut: Analogikan Jika Mereka adalah Kita

Hari ini seperti biasa saya meng-update berita di yahoo.com yang terhubung melalui link-link terkait, sampai pada sebuah berita yang membuat saya langsung tersedu..



Lihatlah foto yang saya unggah dari laman berita tersebut.
Bayangkan jika kedua orangutan yang terpojok itu adalah kita. Di wilayah yang sudah mereka diami bertahun-tahun atau bahkan sebelum kita lahir ini, mereka seakan-akan 'hama' (begitu yang sering mereka dalihkan-red) yang harus dibasmi sampai ke anak-cucunya yang bahkan masih di dalam kandungan induknya.

Betapa tragis nasibnya, terpampang di halaman-halaman surat kabar bersama dengan berita-berita 'ketegaan' manusia lainnya.

Sempat terbesit dalam pikiran saya, apakah si 'pemburu' tidak merasakan baunya darah dan sesaknya jeritan-jeritan mereka ketika memburunya, menyiksanya. Padahal, bentuk tubuh mereka,suara jeritan mereka, bahkan hentakan tangan-tangan kesakitan mereka, tak beda jauh dengan kita (manusia).

Saya sampai tidak mengerti. Apakah alasannya?
Apa seperti yang dibilang media-media itu, mereka di'musnah'kan karena mereka 'hama' dan setiap 'kepala hama' dihargai rupiah.

Atau, alasan lainnya: karena kita selalu marah jika diejek-ejek dengan kata 'monyet' atau 'kera'?

Katanya manusia adalah makhluk yang paling puitis, bahkan lelaki preman pun bisa luluh karena wanita yang mereka sebut-sebut sebagai ibunya.

Tapi, melihat orangutan betina itu memeluk anaknya, apakah semua itu seakan-akan non-sense??

2 komentar:

  1. nice note..
    semoga mnjdi pmblajaran,,
    untuk perubahan yg lbih baik...

    BalasHapus
  2. for godsake, Jangan kan orang utan, Macaca aja yg segitu tengilnya dan populasinya banyak, gw gak tega klo ada kebijakan "memberantas hama" dengan cara dibunuh... apalagi Pongo... they're so cute and endangered :\

    BalasHapus